Cinta Penjual Sate Padang

Sebuah kisah yang datang dari seorang penjual sate padang di kota Padang yang membuka mata banyak orang akan esensi dasar dari asuransi jiwa itu sendiri yaitu bukti cinta kasih kepada keluarga.

Semua orang pastinya punya tantangan & beban hidup, tapi tergantung bagaimana kita memprioritaskan perencanaan untuk menghadapi apapun tantangan & beban hidup kita.

Penghasilan belum mantap, nanti dulu, tidak ada uang, besok, nanti, dan berbagai alasan yang sudah sering dilontarkan kebanyakan orang untuk menolak memiliki asuransi jiwa & kesehatan. Padahal kalau benar-benar mau hitung-hitungan kita tidak akan pernah rugi sama sekali saat membeli asuransi jiwa & kesehatan, malah kita sudah dihindarkan dari kerugian besar yang setiap saat dapat menghampiri tanpa bisa menunggu kita hingga benar-benar siap menghadapinya.

Termasuk bapak penjual sate padang ini yang juga menolak awal-awalnya dengan berbagai alasan saat ditawari asuransi oleh agen asuransi di kota Padang.

Sedikit sharing saja untuk bertukar pikiran dengan netizen milenial/non-milenial yang membaca laman ini sekarang, bahwa kami para agen-agen asuransi adalah para pasukan yang sedang menjalankan misi kemanusiaan untuk mengusahakan lingkungan yang lebih setara kesejahteraannya dengan mensosialisasikan asuransi jiwa & kesehatan. Karena kami sadar musibah setiap saat dapat menghampiri siapa saja di saat siap atau tidak secara keuangan, dan kalau tidak siap yang harus dihadapi adalah bencana keuangan.

Setiap orang yang tidak siap dengan musibah sakit/kecelakaan secara tiba-tiba biasanya akan mengorbankan hasil jerih payahnya bertahun-tahun, tabungannya, harta bendanya, bahkan asetnya yang menghasilkan untuk dirinya. Namun syukur untuk bapak penjual sate padang yang berhasil diyakinkan oleh agen asuransi di kota Padang untuk membeli asuransi untuk dirinya dan istrinya.

Beliau punya impian mulia layaknya para orang tua pada biasanya untuk menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya. Namun ini bukan hanya impian belaka, beliau sungguh gigih dan tekun dalam mewujudkan impiannya ini, hingga pada suatu hari anak sulungnya benar-benar bisa kuliah di Universitas Tarumanegara Jakarta.

Beliau dengan gigih menyisihkan uang 2 juta rupiah setiap bulannya untuk biaya hidup anak sulungnya yang kuliah di Jakarta hingga anaknya tamat kuliah S1 dengan predikat Cum Laude. Segeranya setelah tamat kuliah, anak sulungnya langsung mencari pekerjaan agar beban orang tuanya juga teringankan dan tidak lagi mengambil uang 2 juta rupiah yang biasa setiap bulannya diberikan orang tuanya sebagai biaya hidup bulanan.

Suatu hari terjadi sebuah perbincangan antara agen asuransi di kota Padang dengan bapak penjual sate padang yang sudah memiliki kebiasaan gigih menyisihkan uang 2 juta rupiah setiap bulannya ini. Dengan kesadaran yang penuh akan pentingnya memiliki perlindungan asuransi, maka si bapak bersedia mengajukan SPAJ(Surat Permohonan Asuransi Jiwa) untuk dirinya dan istrinya. Mengingat dirinya sebagai tulang punggung keluarga selama ini, walaupun anak sulungnya sudah tidak membebani dirinya lagi namun juga beliau masih punya tanggung jawab kepada istri dan anaknya yang lain, belum lagi si bapak dan keluarga masih tinggal di kontrakan yang pastinya bukan rumah milik sendiri. Apa yang akan terjadi apabila keluarga si bapak suatu hari tanpa kehadiran si bapak sebagai tulang punggung pencari nafkah.

Dengan kesadaran penuh akan pentingnya perlindungan asuransi beliau berkata;

“kalau terjadi sesuatu dengan saya, bagaimana nasib istri dan anak saya”

Bapak penjual sate padang ini pada saat itu mengambil produk asuransi sakit kritis(Flexi CI) dengan premi 1,5jt/bulan untuk dirinya dan istrinya 500rb/bulan dari uang yang biasa ia sisihkan 2 juta tiap bulan. Dengan kebiasaan yang baik, bapak ini selalu menyetor premi setiap bulan sebelum jatuh tempo.

Tiba suatu hari si bapak menderita keluhan nyeri di perutnya yang tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan beliau memeriksakan diri ke salah satu rumah sakit di Padang, namun dengan polis asuransi yang tanpa perlindungan biaya rumah sakit beliau menggunakan BPJS dari pemerintah untuk biaya administrasi di salah satu rumah sakit di kota Padang tersebut. Dan syukurlah si bapak sembuh dari derita nyeri perutnya saat itu.

Hari berganti hari keluhan nyeri di perut si bapak kembali lagi, si bapak kali ini memeriksakan dirinya di rumah sakit yang lain dengan masih menggunakan BPJS untuk administrasi rumah sakitnya dan malangnya si bapak terdiagnosa memiliki kanker di bagian ususnya dengan vonis stadium 4.

Singkat cerita, dokter yang menangani si bapak pada saat itu tidak tega menjelaskan kepada pihak keluarga si bapak dan kebetulan agen asuransi si bapak datang menjenguk dan sekalian menanyakan kondisi sebenarnya kepada si dokter, barulah si dokter memberitahukan apa sebenarnya yang sedang dialami si bapak kepada agen asuransi si bapak.

Si bapak pasrah menunggu waktunya yang tidak banyak saat itu bersama keluarga yang dicintainya. Dan seperti yang kita ketahui tadi bahwa si bapak sebelumnya mengambil produk sakit kritis(Flexi CI) dengan uang pertanggungan tunai lumsum sebesar Rp. 600 juta yang si bapak persembahkan untuk istri dan anaknya untuk melanjutkan hidup, itulah bukti cinta kuat si bapak terhadap keluarganya.

Tidak ada hal yang lebih besar dan mulia dari seorang manusia selain daripada rasa cinta tulusnya kepada sesamanya manusia. Walau si bapak selama hidup hanya berjualan sate dengan penghasilan pas-pasan, tapi prioritas utamanya yang sangat penting adalah keluarganya.

Apa yang terjadi apabila si bapak saat itu tidak menghiraukan agen asuransi yang berusaha memberikan penjelasan kepada si bapak tentang pentingnya memiliki perlindungan asuransi?

Bukankah ia akan meninggalkan keluarganya hanya dengan duka dan kesusahan dalam hidup?

Tapi untungnya si bapak terbuka dan mau menerima hal baik yang berusaha dibagikan oleh agen asuransinya.

Dan dengan rasa cinta tulus si bapak terhadap keluarganya, ia dengan bijaksana dan penuh kesadaran mengambil perlindungan asuransi

Bagaimana dengan Anda?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *